Kamis, 01 Mei 2008

The Truth is Out There


Pernahkah suatu saat terbayang di benak kita, sebuah bentuk kehidupan di luar angkasa sana? Selama ini manusia selalu mencari jawaban dari pertanyaan ini, hanya saja sampai saat ini jawabannya masih belum jelas. Mayoritas orang meyakini bahwa pertanyaan ini hanya mengada-ada dan menganggapnya tidak lebih dari mitos di zaman modern. Tetapi sebagian pihak lagi percaya bahwa kehidupan di luar angkasa sungguh-sungguh ada.

Mahluk luar angkasa pasti lazim kita temui di beberapa film Hollywood, di antaranya yang terkenal adalah: ET, Close Encounters of the Third Kind, Star Wars, Alien vs Predator, The X-Files, Species, Independence Day, MIB, The Signs (M. Night Shyamalan's), bahkan Transformers. Mahluk-mahluk luar angkasa ini mempunyai nama panggilan yang populer, yaitu alien (dalam bahasa Inggris, berarti orang asing). Selain itu, alien juga dikenal dengan sebutan ET (Extra-Terrestrial), yang berarti 'Luar Bumi'. ET sering pula disebut ETI (Extra-Terrestrial Intelligence). Tetapi karena istilah ETI hanya mengacu pada mahluk-mahluk yang cerdas dan melupakan bentuk kehidupan primitif, seperti bakteri, maka ET lebih banyak digunakan. Ada pula sebutan lain yang lebih lengkap, yaitu EBE (Extra-Terrestrial Biological Entity), yang berarti 'Kehidupan Luar Bumi secara Biologis yang Nyata'. Secara umum istilah alien sendiri sudah dianggap mewakili mahluk luar angkasa.

"Apakah kita sendirian di alam semesta ini?" Pertanyaan ini sebenarnya sudah berada di level kedua dari kerangka dasar logika. Pertanyaan level pertama yang justru belum terjawab, adalah, "Mungkinkah ada kehidupan di luar angkasa?" Mengenai ini, Secara umum para ilmuwan menduga bahwa di alam semesta yang luas ini, bentuk kehidupan di luar angkasa (Alien Life Form) cukup dimungkinkan walaupun dengan probabilitas yang sangat kecil. Dari penelitian batu-batu meteorit, terdapat beberapa kandungan mineral dan unsur-unsur kimiawi yang memungkinkan untuk menopang kehidupan. Di tahun 1877, seorang astronom Italia, Giovanni Schiaparelli mengamati adanya 'kanal-kanal' di permukaan Mars. Ia menduga kanal-kanal itu dibuat oleh mahluk Mars. Belakangan baru diketahui apa yang tampak seperti kanal itu sebenarnya hanyalah relief topografi batuan. Tetapi cekungan di relief itu tampaknya juga mengindikasikan pernah adanya sungai! Hampir semua orang setuju bahwa di mana ada air, di situ akan ada kehidupan. Bahkan dari hasil penelitian terbaru, NASA mengungkapkan bahwa mungkin memang pernah ada kehidupan di Planet Mars, dari penemuan jejak-jejak air yang terperangkap di dalam es. Dari pengamatan itu, ilmuwan menduga kalaupun kehidupan luar angkasa memang ada, hal itu dapat berupa bentuk kehidupan primitif seperti bakteri atau amoeba. Stephen Hawking, ahli astrofisika terkenal, pernah mengutarakan opininya saat membawakan kuliah umum di Universitas George Washington pada tanggal 21 April 2008, bahwa bentuk kehidupan primitif di luar angkasa sangat dimungkinkan. Namun kemungkinan adanya kehidupan yang cerdas sangat kecil. Tetapi ia yakin bahwa manusia akan menemukannya jika mencari sejauh jutaan tahun cahaya.

Di Kompas.com edisi 2 Juni 2008, diberitakan bahwa NASA berhasil mengoperasikan robot wahana penjelajah, Phoenix Mars Lander (PML), di Mars, setelah mendarat seminggu sebelumnya. Melalui Robotic Arm Camera, PML berhasil memotret kondisi permukaan tanah Mars dan memperlihatkan adanya es di lokasi pendaratan itu. Misi utama NASA dari kehadiran PML di Mars adalah untuk mengkaji keberadaan es sebagai bukti senyawa organik yang merupakan unsur kimiawi pembentuk kehidupan di Planet Merah tersebut.

Diberitakan di Kompas.com edisi 4 Juni 2008, tim ilmuwan Pennsylvania State University menemukan spesies bakteri yang hidup dalam es Greenland. Tempat hidupnya berada di lapisan es yang membeku sejak 120.000 tahun dan pada kedalaman sekitar 3,2 kilometer. Bakteri yang baru ditemukan itu menambah daftar organisme renik yang tahan di lingkungan ekstrim. Sebab, bakteri yang disaring dari lapisan es yang dicairkan tahan hidup dalam ruangan inkubasi yang bernutrisi rendah dan tanpa oksigen. Dinamai Chryseobacterium greenlandensis, spesies tersebut memiliki kekerabatan genetik dengan bakteri-bakteri yang hidup di tubuh ikan, lumpur laut, dan akar tumbuh-tumbuhan tertentu. Namun, hanya ada sekitar 10 spesies bakteri semacam ini yang hidup di lapisan es kutub maupun sungai gletser. Para peneliti berharap, melalui bakteri tersebut dapat dipelajari bagaimana sel dapat tetap hidup dalam kondisi ekstrim. Penelitian tersebut juga akan mengungkap bagaimana sel mengubah sifat biokimia dan fisiologi untuk menghadapi perubahan kondisi lingkungan. Kemampuan ini juga menjadi referensi para ilmuwan untuk mencari bentuk kehidupan yang mungkin terdapat di planet-planet lain.

Kompas.com edisi 22 Juni 2008 memuat berita yang mendukung teori kehidupan yang berasal dari luar angkasa. Meteorit Murchosin yang jatuh di Australia di tahun 1969, ternyata mengandung uracil dan xantine, di mana keduanya termasuk kelompok material nucleobase, bahan utama penyusun rantai DNA. Uracil dan xanthine juga penyusun RNA, bahan baku protein pada tubuh organisme. Material nucleobase kemungkinan bukan berasal dari meteorit melainkan dari proses independen yang terjadi di permukaan Bumi. Namun, hasil penelitian menunjukkan hal tersebut mustahil di awal pembentukan Bumi karena kondisi lingkungan yang sangat keras. Hasil pengukuran sebelumnya menunjukkan bahwa meteorit tersebut setua tata surya sekitar 4,5 miliar tahun. Oleh karena itu, bukan hal mustahil bahwa bibit DNA juga dikirim ke planet-planet lain selain Bumi.

Usaha pencarian akan adanya mahluk cerdas ini bukannya tidak pernah dilakukan. Tercatat di tahun 1948, Angkatan Udara AS mendirikan Project Blue Book yang untuk pertama kalinya mendokumentasikan laporan-laporan penampakan UFO. Di tahun 1960, Frank Drake mencoba menangkap sinyal-sinyal dari luar angkasa dengan mendirikan sejumlah menara parabola raksasa di Green Bank, West Virginia, Amerika. Bertahun-tahun, sinyal-sinyal itu tidak pernah terdeteksi. Drake tidak menyerah, bahkan ia juga memancarkan sinyal berisi kode-kode yang menggambarkan manusia (sepasang pria dan wanita telanjang) dengan tata surya (matahari, bulan, dan 9 planet-waktu itu masih termasuk Pluto) ke arah bintang-bintang terdekat, seperti Alpha Centauri dan Proxima Centauri. Hingga kemudian di tahun 1968, ada sinyal pulsa yang ditangkap dari bintang-bintang! Harapan manusia membumbung tinggi, bahkan sinyal itu diberi kode LGM (Little Green Men), mengacu pada gambaran awam tentang alien cerdas. Namun lewat penelitian selanjutnya, diketahui bahwa sinyal itu datang dari bintang neutron, bukan dari mahluk cerdas.

Pada tahun 1992, SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence) mendirikan megaproyek CONTACT (The Consruction and Contemplation of Beliveable Alien Culture) yang membangun sejumlah teleskop radio raksasa terbentang dari bagian utara hingga bagian selatan AS. Setiap gugusan bintang dipantau sekurang-kurangnya 200 kali selama lima menit dengan 200 frekuensi berbeda. Pesan-pesan selamat datang dan perdamaian pun dikumandangkan, “Datanglah segera. Kami spesies muda yang masih harus banyak belajar.” SETI adalah organisasi non-profit untuk bidang eksplorasi luar angkasa dan penyelidikan alien di bawah Space Sciences Laboratory Universitas Berkeley, California. Misi mereka adalah: "to know our beginnings and our place among the stars". Manusia tetap tidak menyerah, di tahun 1999 mereka meluncurkan program terobosan untuk publik dengan nama SETI@home yang melibatkan jutaan komputer pribadi untuk turut membantu supercomputer mengirim dan mengolah data dari dan ke luar angkasa. Sampai detik ini, hasilnya masih belum menggembirakan.

Sebelum tahun 1960-an, beberapa orang percaya akan cerita bahwa bulan dihuni mahluk luar angkasa. Mereka mendiami bagian belakang bulan sehingga tidak pernah terlihat dari Bumi, karena gerak rotasi yang sama. Dipercaya pula bahwa bagian belakang bulan sangatlah subur, berbeda dengan bagian depan bulan yang tandus. Setelah satelit Rusia berhasil memotret bagian belakang bulan untuk pertama kalinya, cerita itu musnah. Bagian belakang bulan sama tandusnya dengan bagian depan. Di tahun 1976, Richard Hoagland mengungkapkan bukti keberadaan mahluk Mars lewat foto yang menggambarkan sebuah bukit dengan raut wajah manusia di permukaan planet itu! Bukti favorit para penggemar teori konspirasi ini berakhir saat NASA lewat Mars Global Surveyor memotret wilayah itu dengan lebih jelas pada tanggal 5 April 1998 dan membuktikan sosok wajah itu hanyalah batuan yang terkena efek bayangan. Fenomena 'tipuan mata' ini dikenal dengan fenomena pareidolia dalam psikologi, di mana manusia cenderung membandingkan sosok-sosok aneh dengan objek yang dikenalnya secara acak. Fenomena ini terulang kembali di tanggal 24 Januari 2004, saat NASA mempublikasikan foto permukaan Mars dari Wahana Spirit Explorer. Foto itu menunjukkan sesosok mahluk humanoid yang duduk sambil mengacungkan sebuah tangannya. Pada akhirnya sosok alien itu diketahui hanyalah batu kecil yang berukuran beberapa inci dan hanya berjarak beberapa kaki dari kamera.

Kelihatannya semua harapan penggemar alien berguguran saat melihat fakta-fakta di atas. Tetapi ada beberapa kasus yang masih membangkitkan harapan para alien believer ini. Yang paling populer tentu saja adalah Kasus Roswell, di mana di Juli 1947, dipercaya sebuah pesawat alien jatuh dan beberapa alien ditemukan hidup-hidup. Pemerintah dianggap menutup-nutupi kejadian itu dengan mengatakan bahwa yang terjadi hanyalah kecelakaan balon cuaca, tetapi mengerahkan militer untuk mensterilkan lokasi dari publik. Beredar beberapa gambar alien Roswell yang dipercaya autentik, yaitu berupa sosok humanoid berkulit keabuan, botak, bermata hitam besar berkilauan, serta berjari 6. Pada akhirnya dipercaya pesawat alien itu berserta penghuninya dipindahkan ke lokasi khusus di padang pasir tandus di Sierra, Nevada, dengan sebutan Area 51. Di tempat ini pemerintah memberikan penjagaan ketat maksimum dan merahasiakan aktivitas di dalamnya. Lagi-lagi para penggemar alien mempercayai bahwa di Area 51, pemerintah meneliti fisiologi alien dan teknologi mereka serta mengadakan negosiasi dengan mereka. Dipercaya pemerintah menyetujui alien abduction yang terdata dengan imbalan transfer teknologi. Itulah isi Teori Konspirasi Roswell. Benar tidaknya, tentu hanya Tuhan yang tahu :-)

Diyakini ada beberapa jenis alien, namun dari semuanya yang paling populer adalah tipe Grey, sebagaimana yang digambarkan di Roswell. Pada beberapa ilustrasi, alien jenis ini sering digambarkan berkulit hijau. Komik/film Jepang menggambarkan alien seringkali seperti cumi-cumi yang bertentakel. MIB (Men In Black) sendiri pada awalnya dipercaya merupakan mahluk eksperimen hibrida alien yang dibesarkan dalam rahim manusia, bukan agen rahasia pemerintah seperti di film Hollywood. Tetapi ide MIB sebagai agen rahasia penjaga keberadaan alien di Bumi rupanya lebih disukai. Penulis novel "Animorphs", Katherine Applegate mempunyai imajinasi yang menarik. Ia menggambarkan spesies alien yang berupa parasit, mirip dengan siput tanpa cangkang, bernama Yeerk. Alien ini dapat memasuki telinga dengan memipihkan tubuhnya, lalu menyelubungi otak dan mengendalikan tubuh induk-semangnya.

Pernah mendengar istilah UFO? UFO adalah pesawat yang dipercaya digunakan alien untuk berpergian. UFO adalah singkatan dari Unidentified Flying Object (benda terbang tidak dikenal). UFO seringkali juga disebut Flying Saucer (piring terbang), mengacu pada bentuknya yang pipih seperti piring. Di Indonesia, J. Salatun memperkenalkan istilah lain, BETA (benda terbang aneh). Bentuk UFO banyak dilaporkan berbentuk seperti piring, meskipun dipercaya bentuknya beragam, seperti bulat atau segitiga (delta). Pada beberapa kasus, penampakan UFO bahkan seperti tidak masuk akal karena UFO terlihat tidak solid layaknya pesawat, tetapi lebih menyerupai cahaya yang dapat berubah bentuk. Di era Perang Dunia II, para pilot pesawat tempur melaporkan berbagai penampakan bola-bola cahaya yang bergerak mengitari pesawat mereka lalu menghilang cepat. Bola cahaya itu dipercaya sebagai UFO dan disebut Foofighters. Yang paling fenomenal adalah, di tahun 1952 dilaporkan beberapa objek terdeteksi radar sedang terbang di area terbang paling dijaga ketat, Washington D.C., di atas Gedung Putih! Dua pesawat tempur langsung menyongsong melakukan penyergapan tetapi objek-objek itu segera menghilang. Saat kedua pesawat kembali ke pangkalan, objek-objek itu kembali terdeteksi radar dan segera menghilang lagi saat dikejar. Aksi kucing-kucingan ini dilaporkan terjadi hingga 4 kali sampai objek-objek itu benar-benar tidak muncul lagi. Sejak itu banyak pihak percaya bahwa UFO bukanlah sandiwara yang sengaja dibuat Amerika.

Pada banyak kasus penampakan UFO, dilaporkan hampir tidak terdengar dengung mesin layaknya pesawat. UFO juga dapat bergerak zig-zag di udara, naik-turun secara vertikal, dan dapat membelok secara tiba-tiba saat melaju cepat karena dimungkinkan oleh bentuknya yang sangat aerodinamis. Dilaporkan juga saat UFO mendekat terjadi gangguan magnetis pada peralatan elektronik. Daerah yang dikunjungi UFO juga dilaporkan mengalami peningkatan radiasi dan orang-orang yang berada langsung di dekat kejadian itu mengalami luka bakar. UFO sering terlihat terbang sendiri maupun bersama-sama dalam formasi. Orang-orang percaya bahwa UFO dilengkapi dengan selubung medan anti radar sehingga sulit terdeteksi radar manusia, meski mungkin kadang-kadang dapat terdeteksi. Di Inggris dan Amerika, pernah terdapat fenomena aneh; muncul bentukan pola-pola geometris yang sangat indah dan mengagumkan di ladang jagung, yang disebut Crop Circle. Bentukan pola-pola itu terbentuk dari tanaman-tanaman jagung yang bengkok dan rebah. Para ilmuwan menduga tanaman-tanaman itu bengkok akibat panas tinggi secara tiba-tiba dan jelas sulit dilakukan manusia biasa. Apalagi Crop Circle dilaporkan terjadi hanya dalam semalam! Fenomena ini difilmkan ke dalam film The Signs karya M. Night Shyamalan, dengan aktor utama Mel Gibson di tahun 2003.

Meskipun kelihatannya penampakan UFO begitu meyakinkan, jangan terkecoh sebab banyak penampakan UFO yang sangat identik dengan fenomena alam atau benda-benda manusia. UFO yang dilaporkan terlihat bisa jadi hanyalah bola petir, meteor, komet, awan yang aneh, balon cuaca, satelit, cacat bintik foto, ataupun hanya pantulan cahaya lampu di kaca jendela mobil. Mata yang tidak terlatih akan mengira bahwa fenomena-fenomena itu adalah penampakan UFO. Diduga dari laporan penampakan UFO, hanya kurang dari 10% yang benar-benar bisa dipercaya sebagai UFO. Kalaupun Anda sangat beruntung berkesempatan memotret UFO, disarankan untuk ikut menyertakan benda lain di dalam foto sebagai pembanding ukuran, misalnya tiang listrik, gedung, pepohonan, papan billboard, dsb. Catatlah juga dengan detail kronologis dan waktu penampakan tersebut. Terakhir, usahakan cari perhatian orang lain sebanyak mungkin sehingga akan memperkuat kesaksian Anda.

Bagaimana dengan di Indonesia? Cukup aneh memang kalau dipikir-pikir sebab di Bumi yang luas ini, mengapa alien dan UFO hampir selalu hanya mampir di Amerika Serikat? Nur Agustinus mengatakan bahwa sebenarnya penampakan UFO di Indonesia juga ada meski tidak sebanyak di luar negeri, hanya saja tidak terdata dengan baik. Mungkin saja orang Indonesia mengira cahaya-cahaya aneh yang terlihat di langit adalah jin atau santet :-) Nur Agustinus adalah salah satu pendiri BETA-UFO, sebuah komunitas pemerhati masalah UFO dan alien di Indonesia, yang bermarkas di Surabaya dan eksis sejak 26 Oktober 1997. Komunitas ini pernah menerbitkan majalah Info-UFO, sayangnya karena keterbatasan dana dan tenaga, majalah ini terpaksa dihentikan. Di Amerika sendiri, banyak bermunculan lembaga-lembaga pemerhati UFO. Salah satunya yang terkenal adalah MUFON (Mutual UFO Network) yang didirikan sejak tahun 1969. Lembaga ini sigap menindaklanjuti laporan penampakan UFO di seluruh dunia.

Para alien juga dipercaya sering melakukan penculikan terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan untuk dijadikan objek penelitian. Pada manusia, kasus penculikan ini disebut dengan alien abduction. Menurut laporan seringkali korban tidak mengingat kejadian itu, namun kadang-kadang mengingat sebagian dalam mimpi atau tiba-tiba mampu mengingatnya setelah proses hipnosis. Mungkin korban juga tidak dapat menjelaskan luka-luka di bagian tubuh tertentu dalam semalam atau merasa ada waktu yang hilang dalam sehari. Pada penculikan hewan, dilaporkan paling banyak adalah sapi-sapi di peternakan yang tiba-tiba hilang lalu ditemukan tewas terpotong-potong secara misterius.

Di tahun 1950-an, rakyat Amerika pernah digegerkan akan isu Mars Attack! Isu ini muncul gara-gara sandiwara "War of the Worlds" yang disiarkan di radio. Karena saat itu peran radio masih sangat penting, banyak orang yang percaya bahwa mahluk Mars akan menginvasi Bumi. Kepanikan terjadi hingga pemerintah mengumumkan bahwa itu hanyalah sandiwara radio belaka. "War of the Worlds" sebenarnya adalah novel terkenal karya H.G. Wells yang menceritakan drama penyerbuan mahluk Mars. Filmnya bahkan sempat di-remake Steven Spielberg dengan aktor utama Tom Cruise di tahun 2006.

Secara agama, memang eksistensi alien tidak diungkapkan secara pasti, meski beberapa orang pernah menafsirkan alien diciptakan sebagai 'mahluk melata'. Terlepas dari itu, bila keberadaan alien memang benar ada, dapat mengguncang seluruh agama di dunia! Siapakah yang menciptakan mereka? Apakah mereka mengenal Tuhan yang sama? Atau mungkin... merekakah yang menabur benih kehidupan di Bumi? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang diajukan sebagai alasan para pecinta alien untuk menjelaskan teori konspirasi mengapa pemerintah masih ngotot menutup-nutupi eksistensi alien, sebab dunia tidak akan pernah siap menerima kebenaran. Tentunya ini pun masih merupakan teori sepihak yang juga belum terbukti benar :-) Setahu saya, justru para pemuka agama menentang keras ide adanya alien dan UFO sebab hal itu bukannya menunjukkan kekuasaan penciptaan Tuhan, tetapi malahan mengolok-olok Tuhan sebab tidak tertulis di Kitab Suci. Lagipula ide adanya mahluk luar angkasa hanya sesuai di konsep teori evolusi, bahwa kehidupan muncul secara kebetulan. Para evolusionis percaya bahwa di alam semesta yang begitu luas ini, pasti ada kehidupan di luar sana. Tetapi tidak dengan para kreasionis.

Meski demikian ternyata Vatikan secara tidak langsung turut mendukung eksistensi alien sebagai bukti kebesaran penciptaan Tuhan. Hal ini diungkapkan oleh Pastur Jose Gabriel Funes, Direktur Observatorium Vatikan, dalam sebuah wawancara dengan koran Vatikan, L'Osservatore Romano, yang diterbitkan pada tanggal 13 Mei 2008. Pastur Jose berpendapat bahwa keyakinan adanya kehidupan lain di luar Bumi tidak bertentangan dengan keyakinan kepada Tuhan. Ia berpandangan bahwa luasnya alam semesta ini memungkinkan adanya kehidupan di luar Bumi. Justru mengabaikan keberadaan alien berarti menetapkan batasan-batasan kebebasan Tuhan dalam mencipta. Pastur Jose berpendapat andai alien itu memang ada, maka mereka adalah saudara kita di dalam penciptaan karya Tuhan.

Belum jelas apakah ini merupakan pandangan resmi dari Vatikan atau hanya pandangan individu yang kebetulan merupakan 'orang dalam' Vatikan. Yang jelas, sejak tragedi penghukuman Galileo oleh Vatikan di tahun 1633, Gereja Katolik Roma masih merasa bersalah sehingga mulai melibatkan diri dalam eksplorasi sains, khususnya astronomi, sebagai upaya menjembatani kesenjangan antara agama dan sains. Vatikan mendirikan observatorium yang cukup canggih di Castel Gandolfo, kota kecil di luar Roma, dengan koleksi meteorit yang terbesar di dunia. Vatikan juga sering mengadakan seminar-seminar dengan mengundang banyak ahli-ahli astronomi, termasuk Hawking. Vatikan bahkan menerima teori Big Bang (Dentuman Besar) sebagai awal penciptaan Tuhan membentuk jagat raya.

Ada pula yang berpandangan bahwa alien yang muncul dengan UFO adalah utusan Tuhan yang mencoba mengingatkan manusia bahwa akhir zaman sudah dekat atau menyerukan perdamaian dunia. Bahkan di tahun 1997 di Rancho Santa Fe, California, Amerika, muncul sekte Heaven's Gate yang menghebohkan. Sekte itu percaya bahwa hari kiamat akan segera tiba saat sebuah komet Hale-Bopp melintasi Bumi. Di hari yang telah ditentukan itu, 39 orang pengikut sekte bersama-sama meminum racun. Ajaran yang dipimpin Marshall Applewhite ini mempercayai saat mereka meninggal, arwah mereka akan dibawa oleh UFO yang membuntuti komet itu menuju ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi dan bergabung bersama di sebuah planet baru yang telah menanti. Di tahun 2000, muncul lagi sekte baru, Raelian. Sekte yang didirikan Claude Vorilhon ini terang-terangan memuja alien dan percaya kehidupan berasal dari DNA mahluk luar angkasa. Mereka bahkan mengklaim telah melakukan kloning manusia yang lalu dititipkan ke rahim wanita-wanita terpilih, lewat perusahaan rekayasa bio-genetika, Clonaid.

Teori-teori aneh tetapi menarik terus bermunculan. Erich von Daniken, di dalam bukunya, "Chariot of Gods" (1968), berteori bahwa sebenarnya peradaban masa silam adalah peradaban yang sangat maju dan merupakan hasil transfer teknologi dari alien. Untuk mendukung teorinya, ia mengunjungi banyak tempat dan situs budaya kuno, sehingga ia dijuluki sebagai pseudo-archeolog. Teori Erich mula-mula adalah di zaman dimana manusia masih sangat primitif, mereka mendapat kunjungan tamu dari luar angkasa. Para manusia ini tentu terheran-heran melihat mahluk berpakaian aneh dan berhelm (astronot) turun dari benda besar yang dapat terbang dan mengeluarkan lidah api (pesawat). Mereka mengira para astronot ini sebagai dewa-dewa sakti yang berasal dari bintang di langit. Saat para astronot kembali kembali ke planet asalnya, mungkin ada beberapa yang memutuskan tinggal bersama manusia, mengajari mereka teknologi, bahkan menikah sehingga melahirkan lompatan evolusi Homo sapiens yang lebih cerdas. Pada akhirnya saat para astronot ini meninggal, manusia tetap memuja mereka sebagai dewa dalam banyak legenda kuno sambil menanti kunjungan mereka kembali (para astronot yang berjanji akan datang lagi). Berapa banyak legenda yang berisi hal serupa? Kunjungan dewa dari bintang-bintang, legenda manusia burung, dewa yang meninggalkan manusia, dan janji akan kedatangan kembali.

Saat mengunjungi sebuah situs kuno Garis-garis Nazca di Peru, Erich mengungkapkan keheranannya melihat gambar-gambar dan pola-pola geometris yang terbentang di dataran luas dalam ukuran raksasa. Para arkeolog umumnya berpendapat bahwa gambar-gambar itu mungkin berhubungan dengan penanggalan astronomi seperti situs Stonehenge di Inggris, tetapi Erich berteori bahwa gambar-gambar itu hanya dapat dilihat jelas dari angkasa. Pada zaman itu siapakah yang mampu melihatnya kecuali pengelana yang dapat terbang? Mungkinkah mereka sengaja membuat gambar-gambar itu sebagai tanda bagi dewa-dewa yang akan kembali mengunjungi mereka? Di beberapa artefak kuno, Erich juga menemukan gambar-gambar unik. Salah satunya ia memamerkan gambar dari Sumeria Kuno, yang menggambarkan seseorang dalam sesuatu yang kelihatannya seperti mesin, lengkap dengan buangan lidah api di bawahnya. Bahkan Erich berani mengklaim para Firaun Mesir sengaja melakukan pembalseman mayat saat meninggal supaya tetap 'hidup' saat para dewa kembali datang kelak. Sebagai informasi, sekitar 3000 tahun SM, Thutmosis III memang pernah mencatat kedatangan beberapa mahluk aneh berbau busuk yang disertai jatuhnya ikan-ikan. Catatan itu dianggap sebagai laporan penampakan alien yang tertua di dunia.

Di buku itu, Erich juga membahas teori penyebab ledakan di Tunguska, Siberia, Rusia, yang terjadi pada tanggal 30 Juni 1908. Ledakan itu terjadi luar biasa hebat membakar berhektar-hektar hutan dan meninggalkan keanehan yang juga luar biasa karena tidak ditemukan pasti penyebabnya. Beberapa orang menduga itu disebabkan meteorit atau kecelakaan militer yang dirahasiakan, meski tetap tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu. Erich mengungkapkan teori yang pernah didengarnya, bahwa ledakan itu berasal dari luar angkasa sebagai respon atas letusan Gunung Krakatau di tahun 1883. Letusan Krakatau saat itu terjadi luar biasa hebat hingga dampaknya bisa dirasakan di belahan Bumi lain, seperti perubahan cuaca dan gelombang besar. Letusan itu dipercaya melontarkan sinyal-sinyal ke luar angkasa dan akhirnya ditangkap oleh mahluk cerdas di suatu planet. Mereka membalas sinyal itu dengan menembakkan laser yang juga sama hebatnya dan jatuh di Tunguska 25 tahun kemudian. Teori yang menarik tetapi juga mempunyai kelemahan, sebab kemungkinan laser itu sampai ke Bumi tanpa menabrak apa pun di tengah perjalanan sangat kecil. Lantas teori alternatif diajukan bahwa ledakan itu diakibatkan kecelakaan dari pesawat induk UFO yang mengorbit di dekat Bumi. Namun menurut informasi dan terbaru, ledakan Tunguska diduga disebabkan oleh komet.

Kompas.com edisi 9 Oktober 2008 bagian Sains memuat berita yang revolusioner sebagai usaha manusia tanpa lelah untuk mencari batas eksistensi dirinya di jagat raya ini. Ribuan teks, gambar, dan foto dikirimkan menuju Planet Gliese 581C yang berjarak sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini merupakan salah satu planet ekstrasolar yang padat dan mengelilingi bintang serupa Matahari sehingga sering disebut super-Bumi.

Pesan tersebut merupakan kumpulan hasil karya pengguna situs social network, Bebo, yang dinamai: A Message from Earth. Seluruh karya digital dalam format biner itu dipancarkan melalui gelombang radio dari teleskop radio raksasa RT-70 di Ukraina. Pengiriman pesan telah dilakukan Kamis (9/10) pukul 13.00 WIB. Oli Madgett dari Bebo mengatakan pesan tersebut sampai ke Bulan dalam 1,7 detik kemudian, sampai Mars dalam 4 menit, dan akan meninggalkan tata surya sebelum Jumat (10/10) pagi. "Pesan dari Bumi merepresentasikan kesempatan bagi pemukim digital hari ini untuk selalu terhubung dengan sains dan alam semesta yang lebih luas secara sederhana, menyenangkan, dan mendalam," ujar Mark Charkin, juru bicara Bebo.

Bagaimanapun, masalah alien dan UFO akan selalu menjadi misteri selamanya, kecuali manusia mendapat sinyal balasan dari luar angkasa atau bahkan mendapat kunjungan langsung dari delegasi alien :-) Terlepas dari klaim agama, perbincangan alien masih menjadi favorit banyak orang, terutama para penggemar teori konspirasi. Mungkin kebenaran diam membisu di luar sana menunggu untuk ditemukan. Seperti kata The X-Files, "The truth is out there".