<"This is not a love story. This is a story about love.">
(500) Days of Summer adalah film drama... err what I suppose to call it, a romantic-but-tragic-with-alittlebit-comedy-drama? Sebuah kisah cinta dari seorang pemuda bernama Tom Hansen dan seorang gadis, Summer Finn. Awalnya mungkin terdengar klise, Tom merasakan sebuah chemistry saat pertama kali bertemu Summer. Kepercayaannya terhadap nilai-nilai seperti cinta sejati, takdir, keajaiban cinta dan puisi-puisi cinta, membuat Tom merasakan bahwa Summer adalah jawaban dari semua pencarian hatinya selama ini. Summer adalah kepingan puzzle terakhir yang melengkapi semua rangkaian mozaik indah di dalam hati Tom.
Tom memberikan sinyal-sinyal ketertarikan kepada Summer dan gadis itu tidak menolaknya, meskipun pada beberapa detail, terlihat isyarat yang nyaris tersamar bahwa Summer tidak menerima Tom sepenuhnya. Who cares? Mereka berdua menjalani hari demi hari seperti pasangan normal lainnya di seluruh dunia; menonton bioskop bersama, makan bersama, bercanda penuh keakraban, saling bertukar pikiran, berdansa, bahkan berciuman mesra dan tidur bersama. Tom merasakan semuanya berjalan sempurna namun ia tidak pernah mendengar sekalipun ucapan cinta dari Summer.
Saat Tom bergumul di dalam kepalanya sendiri dan meminta saran dari sahabat-sahabatnya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Summer, sedang ke arah manakah hubungan kita berjalan saat ini? Summer tidak memberikan jawaban yang jelas. Ia hanya menjawab, "Well, I am happy. Are you happy?" Tom hanya tersenyum memaksakan diri seolah semuanya memang berjalan baik-baik saja.
Hingga memasuki hari ke 400, hubungan Tom dan Summer mulai renggang. Tom tetap berusaha melihat Summer dengan tatapan mata yang berbinar seperti di hari pertama ia memandangnya. Tetapi Summer mulai memberi jarak di antara mereka berdua. Hingga akhirnya setelah cukup lama tidak bertemu, Summer mengundang Tom ke pesta pribadinya di sebuah apartemen. Tom datang dengan setelan pakaian paling rapi, belahan rambut paling keren, dan membawa hadiah buku kesukaan Summer. Di sinilah, Marc Webb sebagai sutradara membuat ilustrasi scene yang sangat menyentuh dalam ironi. Marc membuat layar televisi Anda terpisah menjadi dua, antara ekspektasi di dalam kepala Tom dan realita yang terjadi.
Di dalam scene ekspektasi, semuanya mengalir manis dan indah. Summer membuka pintu, menciumnya lembut dan mengajaknya masuk. Saat ia membuka hadiah dari Tom, Summer kembali menciumnya dengan senang. Di sana mereka berdua terlibat pembicaraan akrab sepanjang waktu, tidak terpengaruh para tamu lainnya, dan berdiri berdampingan di balkon sambil memegang segelas sampanye dan menatap langit senja. Sedangkan di scene realita, Summer membuka pintu dan memeluknya sekilas. Saat membuka hadiah dari Tom, ia hanya menyentuhkan tangan di bahu Tom sebagai tanda simpati. Tom terlibat pembicaraan basa-basi dengan teman-teman Summer dan menjelang sore, Tom sendirian menenggak sebotol sampanye di balkon. Ia menunggu Summer selesai dengan semua teman-temannya. Sayang semua penantian Tom menjadi tercerai-berai saat ia melihat Summer dengan ekspresi bahagia memamerkan sebuah cincin yang melingkar di jarinya kepada seorang temannya.
Tom merasakan dunia yang ia pijak runtuh seketika. Ia keluar dari apartemen Summer tanpa merasa perlu pamit kepadanya. Dari sana, ia merasa frustasi dan tidak bisa mengerti bagaimana ini semua bisa terjadi. Sampai akhirnya suatu saat Summer berhasil menjelaskan semuanya kepada Tom mengapa itu semua harus terjadi. Summer pernah mengatakan bahwa ia tidak ingin menjadi pacar seseorang. Ia tidak percaya akan cinta. Ia meyakini bahwa pernikahan hanyalah awal dari sebuah perceraian, seperti halnya pernikahan kedua orangtuanya. Tetapi sekarang, Summer telah menikahi seorang pria dan pria itu bukanlah Tom.
But the best part is not yet to come, tepat di hari ke 500, melalui sebuah peristiwa kebetulan yang sempurna, Tom menemukan sesosok gadis lain. Sejak itu hari-hari milik Tom kembali di-reset menjadi hari ke 1 bersama seorang gadis cantik bernama Autumn. Tom kini mempercayai bahwa tidak ada yang namanya keajaiban cinta sejati atau takdir. Semua hanyalah kebetulan semata.
Ini adalah film yang memukau, menurut saya. Sangat jarang melihat film bertema cinta yang dilihat dari sudut pandang pelaku seorang pria. Film ini memberikan pesan bahwa sesungguhnya perempuan itu tidak selalu lemah dalam sebuah hubungan cinta. Seringkali justru perempuanlah yang memegang kendali sebuah hubungan. Pria yang sedang jatuh cinta akan dibutakan oleh serbuan hormon testosteron yang menyala-nyala di dalam dirinya. Sebaliknya, wanita mampu merasakan kapan cinta itu seharusnya tidak mereka miliki. Dalam film di atas, Summer secara gampang tidak pernah benar-benar merasa yakin terhadap Tom, meskipun Tom Hansen merasa sudah memberikan segalanya yang terbaik. Sampai entah bagaimana Summer berjumpa dengan seorang pria lain yang mampu memberi keyakinan itu kepada Summer Finn.
Tetapi kabar baiknya adalah, there's still a plenty of fish in the sea. Keep your heart open hence the sunshine could shine in. Ada kata-kata bijak yang mengatakan, saat sebuah pintu menutup, pintu yang lain akan terbuka. Kadang-kadang kita terlalu terfokus pada pintu yang menutup itu sehingga tidak memperhatikan pintu lain yang membuka untuk kita. Broken heart is hard but life goes on. They who reject you, protect you from someone who doesn't want you and leaves room for someone who does. You just haven't met your someone special yet!
Tom memberikan sinyal-sinyal ketertarikan kepada Summer dan gadis itu tidak menolaknya, meskipun pada beberapa detail, terlihat isyarat yang nyaris tersamar bahwa Summer tidak menerima Tom sepenuhnya. Who cares? Mereka berdua menjalani hari demi hari seperti pasangan normal lainnya di seluruh dunia; menonton bioskop bersama, makan bersama, bercanda penuh keakraban, saling bertukar pikiran, berdansa, bahkan berciuman mesra dan tidur bersama. Tom merasakan semuanya berjalan sempurna namun ia tidak pernah mendengar sekalipun ucapan cinta dari Summer.
Saat Tom bergumul di dalam kepalanya sendiri dan meminta saran dari sahabat-sahabatnya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Summer, sedang ke arah manakah hubungan kita berjalan saat ini? Summer tidak memberikan jawaban yang jelas. Ia hanya menjawab, "Well, I am happy. Are you happy?" Tom hanya tersenyum memaksakan diri seolah semuanya memang berjalan baik-baik saja.
Hingga memasuki hari ke 400, hubungan Tom dan Summer mulai renggang. Tom tetap berusaha melihat Summer dengan tatapan mata yang berbinar seperti di hari pertama ia memandangnya. Tetapi Summer mulai memberi jarak di antara mereka berdua. Hingga akhirnya setelah cukup lama tidak bertemu, Summer mengundang Tom ke pesta pribadinya di sebuah apartemen. Tom datang dengan setelan pakaian paling rapi, belahan rambut paling keren, dan membawa hadiah buku kesukaan Summer. Di sinilah, Marc Webb sebagai sutradara membuat ilustrasi scene yang sangat menyentuh dalam ironi. Marc membuat layar televisi Anda terpisah menjadi dua, antara ekspektasi di dalam kepala Tom dan realita yang terjadi.
Di dalam scene ekspektasi, semuanya mengalir manis dan indah. Summer membuka pintu, menciumnya lembut dan mengajaknya masuk. Saat ia membuka hadiah dari Tom, Summer kembali menciumnya dengan senang. Di sana mereka berdua terlibat pembicaraan akrab sepanjang waktu, tidak terpengaruh para tamu lainnya, dan berdiri berdampingan di balkon sambil memegang segelas sampanye dan menatap langit senja. Sedangkan di scene realita, Summer membuka pintu dan memeluknya sekilas. Saat membuka hadiah dari Tom, ia hanya menyentuhkan tangan di bahu Tom sebagai tanda simpati. Tom terlibat pembicaraan basa-basi dengan teman-teman Summer dan menjelang sore, Tom sendirian menenggak sebotol sampanye di balkon. Ia menunggu Summer selesai dengan semua teman-temannya. Sayang semua penantian Tom menjadi tercerai-berai saat ia melihat Summer dengan ekspresi bahagia memamerkan sebuah cincin yang melingkar di jarinya kepada seorang temannya.
Tom merasakan dunia yang ia pijak runtuh seketika. Ia keluar dari apartemen Summer tanpa merasa perlu pamit kepadanya. Dari sana, ia merasa frustasi dan tidak bisa mengerti bagaimana ini semua bisa terjadi. Sampai akhirnya suatu saat Summer berhasil menjelaskan semuanya kepada Tom mengapa itu semua harus terjadi. Summer pernah mengatakan bahwa ia tidak ingin menjadi pacar seseorang. Ia tidak percaya akan cinta. Ia meyakini bahwa pernikahan hanyalah awal dari sebuah perceraian, seperti halnya pernikahan kedua orangtuanya. Tetapi sekarang, Summer telah menikahi seorang pria dan pria itu bukanlah Tom.
But the best part is not yet to come, tepat di hari ke 500, melalui sebuah peristiwa kebetulan yang sempurna, Tom menemukan sesosok gadis lain. Sejak itu hari-hari milik Tom kembali di-reset menjadi hari ke 1 bersama seorang gadis cantik bernama Autumn. Tom kini mempercayai bahwa tidak ada yang namanya keajaiban cinta sejati atau takdir. Semua hanyalah kebetulan semata.
Ini adalah film yang memukau, menurut saya. Sangat jarang melihat film bertema cinta yang dilihat dari sudut pandang pelaku seorang pria. Film ini memberikan pesan bahwa sesungguhnya perempuan itu tidak selalu lemah dalam sebuah hubungan cinta. Seringkali justru perempuanlah yang memegang kendali sebuah hubungan. Pria yang sedang jatuh cinta akan dibutakan oleh serbuan hormon testosteron yang menyala-nyala di dalam dirinya. Sebaliknya, wanita mampu merasakan kapan cinta itu seharusnya tidak mereka miliki. Dalam film di atas, Summer secara gampang tidak pernah benar-benar merasa yakin terhadap Tom, meskipun Tom Hansen merasa sudah memberikan segalanya yang terbaik. Sampai entah bagaimana Summer berjumpa dengan seorang pria lain yang mampu memberi keyakinan itu kepada Summer Finn.
Tetapi kabar baiknya adalah, there's still a plenty of fish in the sea. Keep your heart open hence the sunshine could shine in. Ada kata-kata bijak yang mengatakan, saat sebuah pintu menutup, pintu yang lain akan terbuka. Kadang-kadang kita terlalu terfokus pada pintu yang menutup itu sehingga tidak memperhatikan pintu lain yang membuka untuk kita. Broken heart is hard but life goes on. They who reject you, protect you from someone who doesn't want you and leaves room for someone who does. You just haven't met your someone special yet!
Dedicated to all men who ever broken their hearts.
7 komentar:
Although I hate this sentence, but somehow I agree that "when you love someone, don't expect anything from them. Or you'll get disappointed, not because of them, but of yourself."
What say you?
As for me, it hurts as hell, when I try to love someone without expecting my happiness in return. Guess love is not my forte.
Ada kesamaan antara Tom dengan elo, Res. You two are ex-copywriter! Hahaha...
Agree with your satire opinion. It's only a really really true unconditional love that loving without expecting back. But can we have that kind of love for someone special inside our heart?
If you like someone, you wanna be with that person all the time. If you love someone, you want that person specially just for yourself. You invite that person to stay inside your heart. What if that person never does the same thing you do?
There are things that we don't want to happen but have to accept, things we don't want to know but have to learn, and people we can't live without but have to let go.
Maybe part of loving is learning to let go. :)
Runachan? Is that your alter-ego, Amel? Hahaha... Mulai blogging nih?
Wow, you're seem so wise! I love your last words, "Maybe part of loving is learning to let it go".
Let it go and let you grow, make yourself stronger and bolder than before.
glodak....kok tau ko klo itu aku mhahahah... XD
yes, indeed Let it go and let you grow and when love is lost, do not bow your head in sadness, instead keep your head up high and gaze into heaven for that is where your broken heart has been sent to heal. :)
Ya taulah, klo diklik kan masuk ke link blogmu yg isinya baru 1 postingan tuh, hahaha...
Thanks for the words. Love is just a word until someone comes along and gives it a deep meaning.
ahahha..iya males ngetik dari dulu cm 1 post gk jelas gitu (-_-")
ciayo ko..being single is not that bad hehe :)
Posting Komentar